Tipu Daya Bandara Guangdong
MUMPUNG masih di Cina, saya sempatkan lagi menulis laporan untuk para pembaca di Aceh. Mudah-mudahan coretan ini berguna bagi orang Aceh yang akan pergi ke Cina.
Kota Guangzhou, tempat saya ikut seminar tentang perikanan dan kelautan internasional selama seminggu, dikenal sebagai kota bersejarah di Cina. Terutama karena penduduk di kota ini terlibat dalam kebangkitan Kanton pada tahun 1911 yang mengarah pada Revolusi Cina menentang Dinasti Manchu.
Makanya di sini tidak hanya bahasa Cina yang dikenal, tetapi juga bahasa kantonis. Bahasa kantonis mempunyai dialek yang berbeda dengan bahasa Cina pada umumnya.
Menurut beberapa warga di sini, selain di Guangzhou, bahasa kantonis juga dominan di Hong Kong. Bahkan pemain film Hong Kong terkenal seperti Jackie Chan, Jet Lie, dan beberapa pemain film Hong Kong lainnya ternyata juga menggunakan bahasa kantonis ketika melakoni film mereka.
Dalam kesehariannya, penduduk Kota Guangzhou, baik laki-laki maupun perempuan, kebiasaannya memakai jaket tebal dan sepatu. Alasan mereka tak lain adalah untuk mengusir cuaca dingin. Kota ini terletak di tepi utara Sungai Zhujiang. Sungai ini telah disulap menjadi salah satu pusat wisata terbaik. Di kiri-kanannya terdapat gedung-gedung tinggi dan melewati lima jembatan besar Guangzhou dengan lampu warna-warni pada malam hari.
Di samping itu tentu saja Masjid Huaisheng yang dibangun oleh paman Nabi Muhammad Saad ibn Abi Waqqas pada tahun 650 Masehi dan dianggap sebagai masjid tertua di Cina. Kesemuanya menambah pesona kota bersejarah ini.
Namun, bagi yang baru pertama kali datang ke sini, perlu berhati-hati, terutama di Baiyun International Airport (Bandara Provinsi Guangdong). Soalnya, beberapa orang di sini tidak segan-segan memeras kantong kita dengan dalih ingin membantu. Hal ini saya alami dan ternyata dialami juga oleh beberapa teman dari negara lain yang baru pertama kali ke sini.
Setelah lolos dari pemeriksaan imigrasi, saya langsung diarahkan ke luar ruangan bandara. Begitu ke luar, sudah ada orang yang mengaku sopir taksi hendak menawarkan taksinya. Ya, sama seperti di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh-lah. Hanya saja dia minta harga 3 kali lipat dari harga sebenarnya. Seharusnya saya membayar hanya lebih kurang 100 yuan, namun dia menawarkan harga 350 yuan sekali jalan menuju Kota Guangzhou (waktu tempuhnya sekitar 50 menit).
Dengan alasan akan menelepon teman di Cina, saya coba menghindar, lalu akhirnya dia minta 200 yuan. Saat itu saya belum mau seharga itu, karena menurut saya itu pun masih terlalu tinggi. Saya juga telah mendapatkan gambaran harga awal dari panitia workshop bahwa harga taksi dari bandara ke Kota Guangzhou berkisar antara 75-100 yuan. Selanjutnya saya dekati konter taksi resmi di bandara itu dan menanyakan berapa tarif normal ke Guangzhou. Saya tambah terkejut karena mereka meminta hingga 380 yuan, bahkan sambil menunjukkan rate harga tersebut di buku mereka.
Ketika saya menjauh dari konter, datang seseorang berseragam jas yang saya yakin kalau bukan sebagai pamtup (pengaman tertutup), setidaknya dia adalah petugas bandara.
Singkat cerita, dia juga minta ongkos 250 yuan. Namun, setelah saya tawar, dia minta 200 yuan. Saya setuju karena saya anggap sudah ada perbandingan, karena setara dengan tarif yang diminta oleh sopir taksi pertama, apalagi kali ini dia orang berseragam.
Setelah saya diantar ke taksi dan saya berikan uang 200 yuan, dia minta sopir taksi ke luar dengan bahasa Cina dan selanjutnya kepada sopir taksi dia serahkan uang yang tadinya saya berikan ke dia. Namun ternyata, yang dia berikan kepada sopir taksi hanya 100 yuan. Sedangkan sisanya diambil pria yang berjas tadi.
Betapa terkejutnya saya lagi ketika tiba di hotel, sopir taksi menunjukkan argo taksi kepada saya sejumlah 95 yuan. Jadi, sebaiknya bagi yang berminat ke Guangzhou ini supaya lebih berhati-hati, dan semoga Anda telah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk tulisan tentang tempat yang Anda akan tuju dalam bahasa Cina, bukan dalam bahasa Inggris. Hal itu akan memudahkan Anda di sini dan kemungkinan Anda tidak ditipu. [email penulis: t_muttaqien@yahoo.com]
Betapa terkejutnya saya lagi ketika tiba di hotel, sopir taksi menunjukkan argo taksi kepada saya sejumlah 95 yuan. Jadi, sebaiknya bagi yang berminat ke Guangzhou ini supaya lebih berhati-hati, dan semoga Anda telah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk tulisan tentang tempat yang Anda akan tuju dalam bahasa Cina, bukan dalam bahasa Inggris. Hal itu akan memudahkan Anda di sini dan kemungkinan Anda tidak ditipu. [email penulis: t_muttaqien@yahoo.com]
0 komentar:
Posting Komentar