Transportasi di Korea Selatan
MEMBACA berita tentang kecelakaan transportasi yang sering terjadi di Indonesia, terutama di jalan raya, termasuk tabrakan kereta api versus truk tangki pengangkut elpiji di Jakarta baru-baru ini, membuat saya ingin berbagi sedikit informasi tentang betapa nyamannya transportasi umum di Korea Selatan (Korsel).
Bila di Aceh transportasi umum sekarang menjadi pilihan terakhir bagi banyak orang, tidak demikian halnya di sini. Warga di Korsel hampir semuanya menempatkan transportasi umum sebagai pilihan utama. Nyaman, aman, cepat, praktis, dan ekonomis adalah alasan utamanya. Selama tinggal hampir empat bulan di Negeri Ginseng ini, saya selalu menggunakan angkutan umum saat bepergian. Bila di Aceh hampir semua kampus punya area parkir sepeda motor yang luas, tak demikian halnya di sini. Yang banyak justru areal parkir sepeda.
Di Korsel, transportasi umum nyaman bagi segala usia. Anak-anak dan lansia bahkan mereka yang berkebutuhan khusus bisa naik kendaraan umum. Subway--sejenis kereta api listrik--yang menjadi pilihan transportasi umum di kota besar, bahkan ada gerbong khusus untuk para lansia. Jangan heran jika suatu saat Anda naik subway di negeri ini dan semua mata akan memandang ke arah Anda. Itu pertanda Anda salah pilih kursi. Tidak ada anak muda yang akan duduk di situ walaupun tanpa lansia. Mereka memilih berdiri dan membiarkannya kosong, karena kursi itu akan diduduki lansia yang akan naik.
Suatu hari saya pernah melihat petugas membantu seorang bapak dengan kursi roda untuk turun dari tangga menuju subway dengan alat khusus. Ada tempat khusus bagi pemakai sepeda. Bahkan di bus pun mereka punya tempat khusus bagi lansia. Tak hanya itu, hampir semua transportasi umum memiliki pendingin udara, bahkan penghangat ruangan (hitter) saat musim dingin datang.
Aman menjadi alasan lainnya. Bila di Aceh kita banyak melihat angkutan umum yang melaju secara awut-awutan dan terkadang berbahaya bagi pengguna jalan lain dan membahayakan penumpang, di sini angkutan umum sangat tertib bahkan taksi sekalipun, tidak ada adegan kebut-kebutan di jalan seperti dalam film.
Bus hanya akan berhenti di halte yang menjadi tempatnya. Tidak ada istilah rebutan penumpang. Polisi sangat jarang terlihat di jalan bahkan sampai saat ini saya hanya pernah melihat sekali ketika ada kecelakaan. Jika pernah melihat beberapa variety show akan terlihat betapa sulitnya mendapat surat izin mengemudi selain ikut tes tertulis mereka juga diminta membawa mobil di area dengan perintah-perintah tertentu. Setiap kali salah dan terlambat menjalankan instruksi, maka poin akan terus berkurang dan akhirnya tidak mendapatkan SIM.
Memilih angkutan umum juga karena pertimbangan agar lebih cepat sampai ke tempat tujuan. Hampir di setiap kampus, area perkantoran, tempat wisata, dan pasar memiliki halte. Para penumpang dapat melihat jadwal bus di halte tersebut. Halte di kota besar bahkan memiliki sistem komputerisasi (semuanya dalam kondisi terawat dan berfungsi) memuat info kedatangan, nomor bus, dan tujuan.
Saat jam sibuk bahkan bus mempunyai jalur tersendiri tanpa hambatan. Walau tanpa pembatas jalan, tapi tak ada pengendara mobil pribadi yang berani menggunakan jalur ini. Pelanggar lalu lintas akan didenda 70 ribu won, setara dengan 700.000 rupiah dan pengurangan 5 poin dari SIM-nya. Lima kali melanggar, maka SIM akan dicabut. Di jalanan tidak ada polisi lalu lintas, karena semuanya terekam CCTV.
Selain bus, subway juga menjadi pilihan cepat. Memiliki rute tersendiri dan sebagian besar ada di bawah tanah, sehingga kita bisa menghitung berapa lama kita akan sampai ke tempat tujuan.
Praktis dan ekonomis bisa menjadi merupakan alasan lainnya mengapa orang di sini lebih memilih subway. Apalagi beberapa universitas, pusat keramaian, pasar, dan arena pariwisata mempunyai stasiun tersendiri.
Jalur subway di Korsel dibangun pertama kali tahun 1974 di Seoul dan terus akan dibangun, sehingga sangat memudahkan penumpang.
Ada empat bahasa yang digunakan untuk petunjuk pemberhentian, yaitu Korea, Inggris, Mandarin, dan Jepang, baik dalam bentuk suara maupun informasi di layar LCD. Selain itu, rute subway dapat diunduh gratis di internet dan bahkan dapat dilihat walaupun tanpa jaringan wifi. Pembayarannya pun praktis dan menghemat kertas, karena disediakan T-Money Card yang bisa diisi, seperti mengisi pulsa (mesinnya ada di manapun di seluruh stasiun atau dapat diisi di convenience store). Kartu ini bisa digunakan untuk semua jenis angkutan kota seperti subway, bus, bahkan taksi, serta mendapat sedikit diskon dibandingkan membeli tiket dan saat yang dalam kartu habis bisa dengan gampang diisi lagi. Maka tak heran jika kita naikiangkutan umum di Korsel akan terlihat penumpangnya sangat ramai, tak terkecuali turis asing tentunya.
Nah, jika Aceh memiliki angkutan umum yang nyaman seperti ini, saya yakin mereka akan meninggalkan motor dan mobil, beralih ke moda angkutan yang nyaman tersebut. [email penulis: red_five_italy@yahoo.com]
0 komentar:
Posting Komentar