Rumah Inap bagi Penderita AIDS

TERSEBUTLAH sebuah tempat yang sangat populer dan legendaris di Thailand. Namanya Wat Prabaht Nampu, sebuah kuil yang terletak di Provinsi Lop Buri, sekitar 150 kilometer arah utara Kota Bangkok. Saat ini kuil tersebut menjadi rumah bagi 152 penderita HIV positif. Saya dan teman-teman berkesempatan mengunjungi tempat ini sebagai bagian dari pemenuhan pembelajaran sebuah mata kuliah.
Pendiri tempat ini adalah seorang biarawan Budha bernama Alongkot Dikkapanyo. Tempat ini aslinya sebuah kuil peribadatan umat Budha yang kemudian difungsikan sebagai penampungan penderita AIDS pada tahun 1992 ketika dua pemuda dengan status positif HIV datang meminta bantuan dan tempat tinggal kepada pihak kuil karena mereka  ditolak oleh keluarga dan rumah sakit.
Hanya berawal dari delapan tempat tidur, Wat Prabaht Nampu kini mampu menyediakan 400 tempat tidur untuk menampung para pasien. Sampai saat ini kuil ini telah merawat lebih 10.000 dari 610.000 orang yang terinfeksi HIV di Thailand menurut data  PBB.
Kebanyakan pasien pernah bekerja sebagai pekerja seks komersial atau para pasien yang tertular dari pasangannya. Sebanyak 60 dari 152 pasien yang berada di kuil saat ini dalam kondisi baik dan sehat. Mereka masing-masing ditempatkan di sebuah bungalow kecil dengan fasilitas kamar dan toilet, tidak bersama para pasien dengan infeksi oportunistik lainnya yang ditempatkan di beberapa sal perawatan. Sebanyak 60 pasien tersebut diperbolehkan bekerja di dalam kuil sesuai keahlian masing-masing, seperti menjadi cleaning service bahkan di administrasi perkantoran. Sebagian lainnya diberdayakan dalam kelompok kreatif handycraft. Mereka hidup layaknya orang normal, hanya saja mereka memilih untuk menetap di kuil karena penolakan dari keluarga dan stigma dari masyarakat.
Pasien yang meninggal akan dimasukkan ke lemari pendingin menunggu untuk dijemput keluarganya. Jika tidak dijemput, tubuhnya akan segera dikremasi oleh pihak kuil dan abu dari kremasi disimpan di museum yang dikenal dengan sebutan Life Museum. Museum ini terletak di dalam kompleks kuil dan juga berisi pajangan tubuh-tubuh  penderita AIDS yang mendonasikan tubuh mereka untuk kepentingan studi.
Begitulah, betapa indahnya berbagi dan mampu membuat mereka tersenyum dan tetap merasa “berarti”, meski dalam antrean menuju mesin kremasi, suatu saat nanti. 
[email penulis: freshjune@yahoo.ca]

0 komentar:

Posting Komentar