Fungsi Struk Belanja di Taiwan
SEBAGAI mahasiswa yang sudah dua tahun berada di Taiwan, hampir setiap hari saya memegang kertas langsing-memanjang, berupa struk belanja karena setiap pembelian di swalayan, supermarket, dan toko kelontong (kecuali kedai-kedai kecil dan warung makan) struk belanja ini akan selalu diberikan kepada pembeli. Bahkan meskipun kita tidak ingin mengambilnya, mereka akan mengingatkan kita untuk menunggu struk tersebut di-print.
Dari ilustrasi di atas, tidak terlihat ada yang istimewa dengan struk belanja ini. Tapi jangan salah, dengan memiliki struk-struk tersebut, setiap pembeli punya kesempatan untuk memenangkan undian luar biasa. Bagaimana caranya?
Setiap struk memiliki kode 8 digit (angka) yang disebut juga uniform invoice atau receipt lottery. Nah, setiap dua bulan sekali nomor yang tertera di struk belanja tersebut akan diundi dengan total hadiah yang cukup besar. Pengundian dilakukan setiap tanggal 25 bulan ganjil (Januari, Maret, Mei, dan seterusnya) dengan memperebutkan hadiah special prize dan grandprize masing-masing TWD 10 juta dan TWD 2 juta atau setara dengan Rp 4 miliar dan Rp 800 juta (1 TWD = Rp 400), bila kedelapan angka yang tertera di struk belanja kita cocok dengan nomor undian yang diumumkan.
Jangan putus asa apabila nomor Anda tidak seluruhnya cocok karena masih ada kesempatan untuk mendapatkan hadiah lainnya. Mulai dari hadiah pertama sebesar TWD 200.000 hingga hadiah keenam senilai TWD 200. Ini akan Anda peroleh apabila 7 hingga 3 digit terakhir di struk belanja Anda cocok dengan nomor undian yang dinyatakan menang.
Tidak ada syarat khusus untuk mengikuti undian ini karena setiap struk belanja untuk pembelian apa pun dengan jumlah berapa pun dapat menjadi pemenang sekalipun yang berbelanja itu pendatang ke Negeri Formosa ini. Bahkan, pada tahun 2012 sebuah struk untuk total pembelian hanya TWD 25 (setara Rp 10.000) justru beruntung memenangkan special prize yang besarnya beratus-ratus kali dari total uang yang ia belanjakan.
Walaupun disebut lotre, tapi program ini tentu tidak sama persis dengan judi. Legalitasnya pun sangat jelas karena undian ini diselenggarakan langsung oleh Kementerian Keuangan Taiwan bekerja sama dengan kantor pos dan toko-toko swalayan (convenience store) sebagai tempat penukaran hadiah.
Lalu, apa tujuan program ini? Tak lain adalah agar pembeli berlomba-lomba berbelanja di dalam negeri dan doyan mengumpulkan bukti pembayaran saat berbelanja agar jumlah pedagang yang menghindari pajak dapat dikurangi dan penerimaan dari sektor pajak meningkat. Hal ini terbukti dari meroketnya penerimaan pajak hingga 75% di tahun 1951 saat program ini pertama kali diluncurkan.
Selain dikumpulkan untuk mendapatkan hadiah bagi diri sendiri, struk belanja ini juga dapat digunakan untuk beramal (donasi). Cukup masukkan saja struk belanja yang tak ingin Anda simpan ke dalam kotak-kotak bening seperti celengan yang tersedia di berbagai tempat. Hadiah yang dikumpulkan dari invoice “sumbangan” tersebut biasanya digunakan oleh berbagai organisasi sosial sebagai dana tambahan bagi operasional mereka. Nah, menarik bukan? Kapan ya Indonesia atau khususnya Aceh menerapkan reward terhadap pembeli dengan cara ini? Semoga. [email penulis: natsumeraita@gmail.com]
0 komentar:
Posting Komentar